Apa Saja Adab Bercermin dalam Islam?
Bercermin sudah menjadi kebiasaan kita dalam sehari – hari dari bangun tidur, mau berangkat ke kantor, di kamar mandi dan banyak kegiatan lainya yang membuat kita tak bisa terlepas dari yang namanya bercermin. Bercermin membuat kita tahu apa kekurangan kita secara fisik dan penampilan sehingga kita akan berusaha untuk merapikanya. Tetapi, perlu kita ketahui ada beberapa adab dalam islam mengenai bercermin apa sakah itu? Mari kita simak ulasan selengkapnya!
Dalam Islam, bercermin merujuk pada berhias. Adapun yang dimaksud dengan bercermin adalah melihat muka atau diri sendiri dalam cermin. Bercermin sendiri tidaklah dilarang dalam Islam namun, perlu memerhatikan beberapa adab agar terhindar dari bisikan setan..
Adab becermin atau adab berhias dalam Islam di antaranya adalah sebagai berikut.
- Berdoa
Dalam Islam, setiap kita melakukan sesuatu harus diawali dengan doa. Begitu juga dengan becermin. Salah satu doa becermin yang dimaksud adalah doa yang bersumber dari hadits berikut.
“Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula-lah akhlakku.” (HR. Ahmad) - Bersyukur
Adab becermin selanjutnya ialah mensyukuri apa yang kita miliki. Dengan becermin, kita dapat melihat apa yang tampak di cermin. Melalui bayangan dalam cermin kita dapat melihat bahwa Allah telah menciptakan kita dalam kondisi yang terbaik. Allah SWT berfirman dalam surat At Tiin ayat 4, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tiin : 4).
Yang dimaksud dengan “manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” menurut Tafsir Al Qur’an Hidayatul Insan adalah kondisi fisik manusia yang sempurna dan seimbang dan sesuai dengan letak anggota badan. Dengan kondisi manusia yang sebaik-baiknya hendaknya menggugah rasa syukur kita kepada Allah atas apa yang diberikan. - Tidak berlebihan
Becermin hendaknya dilakukan secara wajar dan tidak berlebihan. Dalam arti, becermin hampir setiap detik karena khawatir riasan menjadi berantakan dan lain-lain. Hal ini harus dihindari agar orang lain yang ada di sekitar juga tidak merasa risih atau terganggu dengan kegiatan becermin atau berhias yang dilakukan. - Becermin sebentar saja
Becermin sebaiknya dilakukan tidak terlalu lama karena dapat menimbulkan perasaan tertekan dan cemas yang berlebihan karena memikirkan segala kekurangan yang ada. Selain itu, becermin yang dilakukan terlalu lama dapat membuat kita menjadi lupa untuk bersyukur atas apa yang Allah berikan. - Jangan sombong dan membanggakan diri
Kondisi fisik yang sempurna dan seimbang yang telah Allah berikan hendaknya tidak menjadikan kita sombong dan membanggakan diri sendiri seolah-olah kita lah yang paling cantik atau ganteng. Sifat sombong dalam Islam sangat dilarang dan merupakan sifat yang sangat dibenci Allah. Dalam QS. Luqman ayat 18 Allah berfirman,
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman : 18) - Tetap rendah hati
Ketika becermin hendaknya membuat kita bersikap tetap rendah hati atau tawadhu. Keutamaan rendah hati dalam Islam atau tawadhu dalam Islam dapat menghindarkan kita berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain seperti merundung orang lain dan lain sebagainya.
Dari Iyadh bin Himar radhiallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, Allah mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu’ (rendah hati), sampai seseorang tidak membanggakan diri kepada orang lain dan seseorang tidak sewenang-wenang kepada orang lain.” (HR. Muslim) - Bersikap sabar
Adakalanya, karena sesuatu hal kondisi fisik yang kita miliki menjadi tidak lagi sempurna seperti dulu. Hal ini dapat terjadi karena kecelakaan atau memang sejak lahir telah diciptakan demikian. Ketika dihadapkan pada kekurangan atau ketidaksempurnaan fisik seperti ini, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah bersikap sabar. Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan orang mukmin, karena semua urusannya adalah baik. Jika ia mendapatkan kesenangan lalu ia bersyukur, maka yang demikian itu lebih baik baginya. Dan ketika ia tertimpa kesusahan lalu ia bersabar, maka yang demikian itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim)
Salah satu keutamaan sikap sabar dalam Islam ketika becermin adalah kita dapat mengambil hikmah dari apa yang kita terima dari Allah SWT. - Tidak berkecil hati
Manusia adalah tempatnya segala kekurangan termasuk dari segi fisik. Karena itu ketika kita dihadapkan pada kekurangan yang dimiliki hendaknya hal tersebut tidak menjadikan kita berkecil hati. Tetap bersukur dan bersabar merupakan jalan terbaik yang dapat dilakukan.
Itulah beberapa adab bercermin dalam Islam yang perlu kita perhatikan. Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang selalu bersyukur dan mendapat perlingungan dari Allah SWT. Amiin...