Dosa Besar Yang Dianggap Ringan: Ghibah
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan yang dianggap remeh namun sebenarnya merupakan dosa besar. Salah satunya adalah ghibah atau menggunjing, yang secara umum dipandang ringan oleh sebagian masyarakat. Padahal, dalam pandangan Islam, ghibah merupakan dosa besar yang dampaknya sangat merugikan, baik bagi pelakunya maupun orang yang menjadi korban.
Definisi Ghibah
Ghibah didefinisikan sebagai menyebutkan sesuatu yang buruk tentang seseorang di belakangnya, yang jika orang tersebut mendengarnya, dia tidak akan menyukainya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:
"Tahukah kalian apa itu ghibah?" Mereka (para sahabat) menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau bersabda, "Ghibah adalah engkau menyebutkan sesuatu tentang saudaramu yang ia tidak suka."
Pandangan Ulama tentang Ghibah
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa ghibah termasuk dosa besar yang tidak bisa dihapus oleh sholat, sedekah, puasa, dan haji. Beliau berkata:
"Ghibah termasuk dosa besar yang tidak bisa dihapus oleh sholat, shodaqoh, puasa dan haji" (Syarh Riyadhus Shalihin, 6/109).
Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya dosa ghibah dalam pandangan Islam. Meskipun seseorang rajin beribadah dan melakukan berbagai amal shalih, dosa ghibah tidak serta merta terhapus kecuali dengan cara meminta maaf kepada orang yang telah digunjing dan bertaubat kepada Allah SWT.
Dampak Negatif Ghibah
Ghibah memiliki dampak negatif yang sangat besar. Pertama, ghibah merusak hubungan sosial dan menimbulkan permusuhan. Ketika seseorang mengetahui bahwa dirinya telah digunjing, perasaan sakit hati dan dendam bisa muncul, yang pada akhirnya merusak hubungan persaudaraan.
Kedua, ghibah mengurangi pahala kebaikan kita. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Tahukah kalian siapa yang muflis (bangkrut) itu?" Mereka menjawab, "Yang muflis di antara kami adalah yang tidak punya dirham dan tidak punya harta." Beliau bersabda, "Sesungguhnya yang muflis dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala) sholat, puasa, dan zakat, namun dia juga membawa (dosa) karena dia telah mencela ini, menuduh ini, memakan harta ini, menumpahkan darah ini, dan memukul ini. Maka kebaikannya diberikan kepada orang-orang yang ia zalimi. Jika kebaikannya habis sebelum selesai menebus kezalimannya, maka dosa orang-orang yang ia zalimi akan dilimpahkan kepadanya, lalu ia dilemparkan ke dalam neraka" (HR. Muslim).
Cara Menghindari Ghibah
Untuk menghindari dosa ghibah, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan:
- Selalu Mengingat Allah: Dengan mengingat Allah dan dampak dari dosa ghibah, kita akan lebih berhati-hati dalam berbicara.
- Berpikir Sebelum Berbicara: Menimbang apakah apa yang akan kita katakan bisa menyakiti perasaan orang lain atau tidak.
- Mengubah Topik Pembicaraan: Jika pembicaraan mulai mengarah pada ghibah, alihkan ke topik lain yang lebih positif.
- Mengingatkan Teman: Jika kita mendengar teman mulai bergunjing, dengan bijaksana kita bisa mengingatkan mereka tentang dosa ghibah.
Kesimpulan
Ghibah adalah dosa besar yang sering dianggap ringan oleh banyak orang. Namun, dampaknya sangat merugikan baik di dunia maupun di akhirat. Seperti yang dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, dosa ghibah tidak dapat dihapus oleh amal ibadah seperti sholat, puasa, sedekah, dan haji. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu menjaga lisan dan berusaha menghindari perbuatan ini, serta memperbanyak taubat dan meminta maaf kepada orang yang telah kita zalimi. Dengan demikian, kita bisa menjaga hubungan baik dengan sesama dan meraih ridha Allah SWT.