“Katakanlah: Sesungguhnya Shalatku, Sembelihanku, Serta Hidup Dan Matiku Hanya (Semata-Mata) Untuk Allah Rabb Semesta Alam. Tiada sekutu Bagi-Nya” (QS Al-An’aam: 162-163)

21 Jun 2024

 

Pengantar

Al-Qur'an adalah petunjuk hidup bagi umat Islam, mengandung ajaran-ajaran yang menjadi dasar keyakinan dan tindakan seorang Muslim. Salah satu ayat yang sangat mendalam maknanya terdapat dalam Surah al-An’aam ayat 162-163. Ayat ini menekankan pentingnya kesetiaan total kepada Allah SWT dalam semua aspek kehidupan seorang Muslim.

Teks dan Terjemahan

Ayat tersebut berbunyi:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ

Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, serta hidup dan matiku hanya (semata-mata) untuk Allah Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya.”

Makna dan Tafsir

Ayat ini mengandung pesan yang sangat kuat tentang tauhid (keesaan Allah). Mari kita telaah lebih dalam makna dari setiap bagian ayat ini:

  1. Shalatku (إِنَّ صَلَاتِي): Shalat adalah salah satu bentuk ibadah yang paling utama dalam Islam. Dengan menyebut shalat, ayat ini mengisyaratkan bahwa ibadah formal yang dilakukan seorang Muslim haruslah ditujukan hanya kepada Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun.

  2. Sembelihanku (نُسُكِي): Kata ini mencakup segala bentuk ibadah, termasuk kurban yang dilakukan pada saat Idul Adha. Ibadah sembelih atau kurban adalah simbol penyerahan diri dan pengorbanan seorang hamba kepada Tuhannya. Semua ini harus dilakukan dengan niat murni karena Allah.

  3. Hidupku (مَحْيَايَ): Setiap aspek kehidupan seorang Muslim, baik tindakan, pekerjaan, maupun interaksi sosial harus mencerminkan keimanan dan ketundukan kepada Allah. Hidup seorang Muslim bukan hanya tentang keberadaan fisik, tetapi juga tentang bagaimana menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan Ilahi.

  4. Matiku (مَمَاتِي): Akhir dari kehidupan duniawi seorang Muslim juga harus dipersembahkan kepada Allah. Ini mencakup bagaimana seseorang mempersiapkan diri menghadapi kematian dan apa yang diharapkan setelah kematian, yakni ridha Allah dan tempat yang mulia di akhirat.

  5. Untuk Allah Rabb semesta alam (لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ): Pernyataan ini menegaskan bahwa semua tindakan dan niat haruslah ditujukan hanya kepada Allah, yang adalah Penguasa seluruh alam semesta.

  6. Tiada sekutu bagi-Nya (لَا شَرِيكَ لَهُ): Menutup ayat ini dengan pernyataan tegas bahwa Allah tidak memiliki sekutu apapun. Ini menegaskan prinsip dasar tauhid dalam Islam, yaitu pengesaan Allah tanpa ada yang menyertai atau menyerupai-Nya dalam kekuasaan dan keilahian.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Ayat ini mengajarkan Muslim untuk memiliki kesadaran penuh bahwa setiap aspek kehidupan mereka adalah untuk Allah. Beberapa implementasi praktis dalam kehidupan sehari-hari adalah:

  • Niat yang Ikhlas: Sebelum melakukan shalat atau ibadah lainnya, seorang Muslim harus meluruskan niatnya hanya untuk Allah.
  • Integritas dalam Tindakan: Dalam bekerja, berinteraksi, dan berbuat baik, seorang Muslim harus selalu ingat bahwa semuanya dilakukan sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
  • Ketaatan Total: Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh kesadaran bahwa hidup dan mati kita ada dalam genggaman-Nya.
  • Persiapan Menghadapi Kematian: Senantiasa mempersiapkan diri dengan amal shaleh dan taubat, menyadari bahwa kematian bisa datang kapan saja dan kita harus siap menghadap Allah dengan amal yang terbaik.

Kesimpulan

Surah al-An’aam ayat 162-163 adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya menujukan seluruh hidup dan ibadah kita hanya kepada Allah SWT. Ayat ini menegaskan prinsip tauhid yang harus menjadi landasan setiap Muslim dalam berpikir, bertindak, dan beribadah. Dengan memahami dan mengamalkan ayat ini, seorang Muslim dapat menjalani hidup yang penuh berkah dan mendapatkan ridha Allah, baik di dunia maupun di akhirat.