Kegundahan, Kesusahan, Dan Kesedihan Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, seorang ulama besar dalam sejarah Islam, dikenal dengan pandangannya yang mendalam mengenai berbagai aspek kehidupan spiritual dan emosional manusia. Dalam salah satu ucapannya yang terkenal, beliau menyatakan bahwa kegundahan, kesusahan, dan kesedihan memiliki dua sumber utama:
- Cinta Dunia dan Ambisius Terhadapnya
- Sedikit Melakukan Kebaikan dan Ketaatan
Mari kita bahas kedua sumber ini lebih dalam.
1. Cinta Dunia dan Ambisius Terhadapnya
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama kegundahan dan kesusahan adalah kecintaan yang berlebihan terhadap dunia dan segala isinya. Ketika seseorang terlalu fokus pada dunia dan ambisius mengejar kenikmatan duniawi, ia cenderung mengalami kekecewaan dan kegelisahan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dunia ini sifatnya sementara dan tidak kekal. Segala sesuatu yang bersifat duniawi dapat berubah dan hilang kapan saja, sehingga menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal tersebut akan membawa kepada ketidakstabilan emosional.
Cinta dunia yang berlebihan juga dapat membuat seseorang terjebak dalam siklus keinginan yang tak berujung. Ketika satu keinginan tercapai, akan muncul keinginan baru yang lain, dan begitu seterusnya. Hal ini akan mengakibatkan ketidakpuasan yang berkelanjutan dan akhirnya menyebabkan kegundahan dan kesedihan.
2. Sedikit Melakukan Kebaikan dan Ketaatan
Sumber kedua dari kegundahan menurut Ibnu Qayyim adalah kurangnya kebaikan dan ketaatan dalam kehidupan seseorang. Amal kebajikan dan ketaatan kepada Allah adalah sumber kebahagiaan sejati. Ketika seseorang lalai dalam melakukan perbuatan baik dan ibadah, hatinya menjadi jauh dari ketenangan dan kebahagiaan yang sejati.
Amal kebaikan dan ketaatan mendekatkan seseorang kepada Allah, yang merupakan sumber segala kedamaian dan kebahagiaan. Dengan berbuat baik dan taat, seseorang akan merasakan kepuasan batin dan ketenangan jiwa. Sebaliknya, jika seseorang mengabaikan kewajiban spiritual dan moralnya, hatinya akan dipenuhi dengan kekosongan dan kegelapan, yang pada akhirnya memicu perasaan gundah dan sedih.
Kesimpulan
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah memberikan kita wawasan yang berharga tentang sumber kegundahan, kesusahan, dan kesedihan dalam hidup. Dengan memahami bahwa cinta dunia yang berlebihan dan kurangnya amal kebajikan adalah akar dari perasaan negatif tersebut, kita dapat berusaha untuk memperbaiki keadaan batin kita. Fokus pada kehidupan akhirat, berbuat baik, dan taat kepada Allah adalah jalan menuju kebahagiaan sejati dan ketenangan jiwa.
Pandangan Ibnu Qayyim ini mengajarkan kita bahwa ketenangan dan kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan dalam keinginan duniawi yang tidak pernah berakhir, tetapi dalam kedekatan dengan Allah dan menjalankan perintah-Nya. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kebijaksanaan ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.