Menciptakan Perdamaian: Tugas Utama Seorang Muslim Dalam Menghadapi Perselisihan Keluarga
Sebagai seorang Muslim, salah satu nilai penting yang harus dipegang teguh adalah perdamaian. Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk selalu menjaga harmoni dan kedamaian, baik di lingkungan masyarakat maupun di dalam keluarga. Ketika ada perselisihan di antara saudara sendiri, seorang Muslim diharapkan untuk tidak memperkeruh suasana, melainkan untuk menjadi penengah yang membawa kesejukan dan kedamaian. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada kebaikan dalam kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia" (QS. An-Nisa: 114).
Peran Muslim dalam Mendamaikan Perselisihan
-
Menghindari Penyulutan Emosi Ketika saudara sendiri berselisih, penting untuk tidak ikut campur dengan cara yang bisa memperburuk situasi. Hindarilah menyampaikan kata-kata yang memicu emosi atau memperbesar konflik. Sebaliknya, berusahalah untuk mengucapkan kata-kata yang menenangkan dan menyejukkan hati kedua belah pihak. Ingatlah bahwa lidah adalah pedang yang bisa menebas hubungan atau menyembuhkan luka.
-
Menjadi Penengah yang Bijaksana Sebagai seorang Muslim, menjadi penengah yang adil dan bijaksana adalah kunci. Dengarkan dengan seksama keluhan dari kedua belah pihak tanpa memihak. Usahakan untuk memahami akar permasalahan dan carilah solusi yang tidak berat sebelah. Allah SWT berfirman, "Dan jika dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya" (QS. Al-Hujurat: 9).
-
Menyebarkan Kasih Sayang dan Pemahaman Persaudaraan dalam Islam sangat ditekankan, bahkan diibaratkan seperti satu tubuh yang apabila satu bagian sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya. Menyebarkan kasih sayang dan pemahaman dapat meredam api perselisihan. Ingatkan saudara yang berselisih tentang betapa pentingnya menjaga tali persaudaraan dan betapa ruginya jika hubungan baik ini rusak karena masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan kepala dingin.
Jangan Menjadi Duri dalam Daging
Seorang Muslim sejati tidak akan menjadi duri dalam daging atau api dalam sekam di antara saudara seiman. Menjadi duri dalam daging berarti kita menyakiti saudara kita sendiri dengan kata-kata atau tindakan yang memperburuk keadaan. Sebaliknya, kita harus cerdas memetakan musuh. Musuh yang sebenarnya adalah setan yang selalu berusaha memecah belah umat Islam dan menanamkan rasa benci di antara mereka.
Cerdas Memetakan Musuh
Memahami siapa musuh yang sebenarnya dalam perselisihan sangat penting. Musuh bukanlah saudara kita yang mungkin sedang marah atau kecewa, melainkan setan yang menggoda hati manusia untuk saling bertikai. Dengan kesadaran ini, kita bisa lebih mudah bersikap sabar dan tidak terprovokasi. Kita harus selalu ingat bahwa menjaga persaudaraan lebih utama daripada memenangkan perdebatan.
Kesimpulan
Mendamaikan perselisihan di antara saudara sendiri adalah salah satu tugas mulia yang harus dijalankan oleh setiap Muslim. Dengan sikap yang bijaksana, penuh kasih sayang, dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam, kita bisa meredam api perselisihan dan mengembalikan kedamaian. Jangan pernah menjadi duri dalam daging bagi sesama Muslim, tetapi jadilah agen perdamaian yang selalu membawa kesejukan di tengah-tengah konflik. Sesungguhnya, perdamaian adalah cerminan dari iman yang kuat dan hati yang bersih.