Mengembalikan Perselisihan Kepada Allah Dan Rasul-Nya: Pembahasan (QS An-Nisa 59)

24 Jun 2024

Pendahuluan

Perselisihan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Ketika dua atau lebih individu atau kelompok memiliki pandangan atau kepentingan yang berbeda, perselisihan dapat timbul. Dalam Islam, cara mengatasi perselisihan telah diatur dengan jelas dalam Al-Qur'an. Salah satu ayat yang memberikan panduan tentang bagaimana menghadapi perselisihan adalah QS An-Nisa 59 yang berbunyi:

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

Makna Ayat

Ayat ini mengandung beberapa poin penting yang perlu dipahami dalam konteks penyelesaian perselisihan:

  1. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya: Ayat ini dimulai dengan perintah untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini menunjukkan bahwa landasan utama dalam kehidupan seorang Muslim adalah ketaatan kepada ajaran-ajaran Allah yang disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW.

  2. Ketaatan kepada Ulil Amri: Selain kepada Allah dan Rasul-Nya, umat Islam juga diperintahkan untuk taat kepada ulil amri, yaitu pemimpin atau otoritas di antara mereka. Ulil amri di sini bisa merujuk pada pemimpin politik, pemimpin agama, atau otoritas lain yang memiliki tanggung jawab atas umat.

  3. Mengembalikan Perselisihan kepada Allah dan Rasul-Nya: Jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat, umat Islam diperintahkan untuk mengembalikannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini berarti merujuk kepada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi sebagai sumber utama penyelesaian masalah.

  4. Keimanan kepada Allah dan Hari Akhir: Pengembalian perselisihan kepada Allah dan Rasul-Nya dikaitkan dengan keimanan yang benar kepada Allah dan Hari Akhir. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap petunjuk ini adalah bagian dari manifestasi keimanan yang sejati.

  5. Keutamaan dan Akibat Baik: Ayat ini menegaskan bahwa merujuk kepada Allah dan Rasul-Nya dalam penyelesaian perselisihan adalah lebih utama dan akan membawa akibat yang lebih baik. Ini menekankan pentingnya mengikuti petunjuk Ilahi untuk mencapai kebaikan dan kesuksesan.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk menerapkan ajaran dalam QS An-Nisa 59 dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam dapat mengambil beberapa langkah praktis:

  1. Memperdalam Pemahaman Al-Qur'an dan Sunnah: Menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai rujukan utama memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kedua sumber ini. Umat Islam perlu terus belajar dan memahami ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.

  2. Menghormati Pemimpin yang Adil: Ketaatan kepada ulil amri adalah bagian dari ajaran Islam, asalkan pemimpin tersebut adil dan menjalankan tugasnya sesuai dengan ajaran Islam. Umat Islam harus mendukung dan mematuhi pemimpin yang menegakkan kebenaran dan keadilan.

  3. Musyawarah dan Hikmah: Dalam menghadapi perselisihan, musyawarah (diskusi bersama) dengan menggunakan hikmah (kebijaksanaan) sangat penting. Umat Islam dianjurkan untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan perbedaan pendapat, dengan tetap berlandaskan pada ajaran Islam.

  4. Menjaga Ukhuwah Islamiyah: Perselisihan tidak boleh merusak persaudaraan sesama Muslim. Umat Islam harus berusaha menjaga ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dengan selalu mengutamakan perdamaian dan kesatuan.

  5. Mengambil Hikmah dari Setiap Perselisihan: Setiap perselisihan dapat menjadi peluang untuk belajar dan meningkatkan kualitas diri. Umat Islam perlu mengambil hikmah dari setiap perbedaan pendapat dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kesimpulan

QS An-Nisa 59 memberikan panduan yang jelas bagi umat Islam dalam menghadapi perselisihan. Dengan mengembalikan setiap perselisihan kepada Allah dan Rasul-Nya, umat Islam diarahkan untuk selalu berlandaskan pada ajaran yang benar dan membawa kebaikan. Hal ini tidak hanya akan menyelesaikan masalah secara adil, tetapi juga akan memperkuat keimanan dan menjaga persaudaraan di antara sesama Muslim. Oleh karena itu, menerapkan ajaran dalam ayat ini merupakan langkah penting menuju kehidupan yang harmonis dan diridhai oleh Allah SWT.