Menjauhi Bid’ah dan Mengikuti Sunnah Dalam Ibadah: Tuntunan Dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
Ibadah dalam Islam adalah fondasi utama dalam membentuk hubungan yang kuat antara manusia dengan Tuhannya. Namun demikian, tidak semua bentuk ibadah itu diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Sebaliknya, ada beberapa bentuk ibadah yang ditinggalkan beliau, meskipun ada sebab yang menuntut pada zamannya. Melakukan hal-hal semacam ini di luar dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah disebut sebagai bid’ah, sementara meninggalkannya sesuai dengan sunnah beliau.
Berikut adalah beberapa contoh ibadah yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam:
1. Shalat Dua Rakaat Setelah Asar: Sebagian orang percaya bahwa shalat dua rakaat setelah shalat Asar adalah sunnah, padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah melakukannya. Bahkan beliau bersabda, "Tidak ada shalat setelah shalat Asar hingga tergelincir matahari dan itu adalah waktu yang dicintai oleh setan." (HR. Muslim)
2. Mengadakan Shalat Khusus pada Malam Nisfu Sya'ban: Malam Nisfu Sya'ban merupakan malam yang banyak dipercaya memiliki keutamaan khusus. Namun, tidak ada bukti yang sahih dari hadis-hadis Nabi yang menyatakan beliau melakukan shalat khusus pada malam tersebut. Melakukan hal ini merupakan bid’ah.
3. Shalat Duha dengan Jumlah yang Tertentu: Beberapa orang meyakini bahwa shalat Duha harus dilakukan dengan jumlah rakaat tertentu, seperti delapan atau dua belas rakaat. Namun, Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah menetapkan jumlah rakaat yang tetap untuk shalat Duha. Beliau hanya menyarankan untuk melakukannya dengan jumlah yang sesuai dengan keadaan masing-masing individu.
4. Memperingati Ulang Tahun Rasulullah: Ada sebagian umat Islam yang merayakan ulang tahun Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dengan mengadakan perayaan-perayaan khusus. Namun, tidak ada riwayat yang sahih yang menunjukkan bahwa Rasulullah atau para sahabatnya merayakan ulang tahun beliau. Melakukan hal ini adalah bentuk bid’ah dalam agama Islam.
5. Shalat Istisqa (Shalat Meminta Hujan) Tanpa Alasan yang Jelas: Shalat Istisqa dilakukan untuk meminta hujan ketika sedang terjadi kekeringan. Namun, melaksanakan shalat ini tanpa adanya alasan yang jelas adalah suatu bid’ah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam hanya melaksanakan shalat Istisqa ketika ada kekeringan yang signifikan.
6. Menguburkan Mayat dengan Membacakan Al-Qur'an di Kubur: Ada kepercayaan bahwa membacakan Al-Qur'an di atas kuburan seseorang dapat membantu rohnya. Namun, tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah atau para sahabatnya melakukannya. Praktik ini dapat dianggap sebagai bid’ah.
Dalam menjalankan ibadah, penting bagi umat Islam untuk mengikuti teladan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam secara tepat. Meninggalkan hal-hal yang tidak pernah beliau lakukan adalah tindakan yang sesuai dengan sunnah, sementara melakukan ibadah baru yang tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam adalah bentuk bid’ah yang harus dihindari. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran yang telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, umat Islam dapat menjaga keaslian agama dan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang benar.