Mudah Tunduk Kepada Kebenaran Meskipun Datang Dari Orang Yang Dibenci

22 Jun 2024

Pengantar

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut kita untuk membuat keputusan berdasarkan kebenaran. Namun, tidak jarang kebenaran itu datang dari orang yang mungkin tidak kita sukai atau bahkan kita benci. Bagaimanapun juga, ajaran Islam mengajarkan kita untuk tetap tunduk pada kebenaran, apapun sumbernya, selama itu sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Kebenaran adalah Mutlak

Dalam pandangan Islam, kebenaran adalah sesuatu yang mutlak dan tidak boleh diabaikan hanya karena kita tidak menyukai orang yang menyampaikannya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, meskipun terhadap diri kalian sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu." (QS. An-Nisa: 135)

Ayat ini menegaskan bahwa keadilan dan kebenaran harus ditegakkan tanpa memandang siapa yang menyampaikannya. Kita diperintahkan untuk bersikap adil dan menerima kebenaran meskipun datang dari orang yang kita benci.

Contoh dari Rasulullah SAW

Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam hal menerima kebenaran. Beliau selalu menerima kebenaran dengan hati terbuka, bahkan jika kebenaran itu datang dari musuh-musuhnya. Sebagai contoh, dalam perjanjian Hudaibiyah, Nabi SAW menunjukkan kebijaksanaan dan kesediaan untuk menerima syarat-syarat yang diajukan oleh kaum Quraisy, meskipun banyak sahabat yang merasa keberatan.

Meneladani Sikap Taat kepada Allah dan Rasul-Nya

Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dalam segala hal. Ketaatan ini mencakup menerima dan mengamalkan kebenaran yang datang dari sumber yang sahih, meskipun itu datang dari orang yang kita benci. Allah SWT berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa: 59)

Menghilangkan Ego dan Kebencian

Menerima kebenaran dari orang yang kita benci memerlukan sikap rendah hati dan pengendalian ego. Kebencian adalah sifat yang bisa mengaburkan pandangan kita terhadap kebenaran. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk mengendalikan diri dan menghilangkan perasaan negatif yang bisa menghalangi kita dari menerima kebenaran.

Penutup

Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk senantiasa tunduk kepada kebenaran, meskipun kebenaran itu datang dari orang yang kita benci. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya harus menjadi prioritas utama dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan demikian, kita akan mampu menjalani kehidupan yang adil, penuh kebijaksanaan, dan diridhai oleh Allah SWT. Mari kita berusaha untuk selalu menerima kebenaran dengan hati yang lapang dan sikap yang tulus, apapun sumbernya, demi mencapai keridhaan Allah dan keselamatan di dunia serta akhirat.