Peristiwa Isra Miraj, Cara Allah Menghibur Rasulullah Saat Sedih
Peristiwa Isra dan Miraj adalah sebuah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di kota Makkah menujuh ke Masjidil Al-Aqsa di kota Syam (makna Isra), kemudia dilanjutkan menujuh langit ketujuh yakni Sidratul Muntaha (makna Miraj) untuk bertemu dengan Allah SWT dan menerima perintah sholat lima waktu sehari semalam. Peristiwa suci Isra dan Miraj ini terjadi pada tahun 620-621M, atau dua tahun setelah wafatnta sang Istri tercinta Siti Khadijah dan Paman Abu Thalib yang senantiasa melindungi perjalanan dakwah Rasulullah SWT.
Perjalanan dari Makkah ke Syam (Isra)
pada suatu malam datanglah Malaikat Jibril dan kendaraan Burraq yang memiliki langkah kaki sejauh mata memandang, mereka melaju ke utara Yatsrib dan Khaybar sampai ke kota Syam. Setelah itu mereka bertemu dengan para Nabi-nabi seperti Ibrahim, Musa dan Isa serta Nabi lainnya. Ketika itu Nabi Muhammad menjadi imam shalat di Masjidil Aqsa dan para Nabi menjadi makmum di belakang beliau.
Lalu tidak lama setelah itu, Malaikat Jibril membawakan Nabi Muhammad dua gelas berisikan khamr dan yang satu lagi susu, dan tanpa berfikir lagi Nabi Muhammad mengambil gelas yang berisikan susu. Lalu Jibril berkata: “Eangkau telah diberi petunjuk kepada jalan yang benar dan memberi petunjuk kepada uamatmu, Hai Muhammad khamr terlarang bagimu. ”
Perjalanan ke langit ketujuh (Miraj)
Setalah Nabi Muhammad melakukan perjalanan di Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, selanjutnya adalah memperjalankan Nabi Muhammad SAW ke langit. Bersama dengan kendaraan Burraq dan Malaikat Jibril yang kini menampakkan wujud aslinya, Rasulullah Miraj melampaui ruang dan waktu lalu melintasi ketujuh langit. Di setiap tingkatan langit, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi-nabi dan Rasul yang tadi sholat bersama dengan beliau di masjidil Aqsa. Setelahnya sampai di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW menerimah perintah Shalat lima waktu sehari semalam. Nabi Muhammad pun turun ke bumi dengan Malaikat Jibril untuk kembali ke Makkah.
Abu-Bakar dan gelar As-Shiddiq
Beliau pergi ke masjid dan menceritakan semua peristiwa Isra Miraj. Namun musuh-musuh Nabi Muhammad merasa senang karena mereka memiliki alasan untuk menghina beliau. Karena setiap kaum Quraisy mengetahui bahwa menujuh ke kota Syam membutuhkan waktu setidaknya 40 hari dengan menaiki unta.
Sekelompok orang mendatangi Abu-Bakar dan menanyakan: “Wahai Abu-Bakar, apa pendapatmu sekarang tentang sahabatmu itu? Ia mengatakan bahwa telah pergi kesana dan shalat di sana, lalu kembali ke Makkah”, lalu Abu-Bakar pun menjawab tanpa ragu “Jika ias berkata demikian, itu benar”. Lalu tak lama Abu-Bakar menujuh ke masjid dan membenarkan perjalanan nabi tentang Isra dan Miraj.