Sarung Tenun Indonesia Mendunia, Sudah Sampai Afrika dan Amerika
Mencintai dan melestarikan produk buatan Indonesia, sudah menjadi keharusan kita sebagai warga Indonesia. Apalagi adanya brand-brand lokal Indonesia yang telah mendunia, membuktikan bahwa produk lokal memang tak kalah dengan produk luar.
Salah satu produk lokal yang sukses mendunia adalah sarung. Sarung memang memiliki keistimewaan bagi masyarakat Indonesia. Terlebih untuk kategori sarung tenun yang memiliki kemewahan dan keunikannya tersendiri, yang biasanya dinilai dari beberapa komponen, seperti mutu bahan, pola, kaya motif, tata warna, serta komponen lainnya.
Salah satu sarung tenun buatan tangan perajin dalam negeri, adalah sarung Behaestex. Sejak 1953, sarung ini telah berpengalaman sebagai produk premium. Bahkan, kualitas sarung lokal ini telah diakui tak hanya di pasar nasional, tapi juga internasional.
Direktur Utama Behaestex, Najib Abdurrauf Bahasuan, menceritakan, Behaestex awalnya bernama Pertenunan BHS di kota Gresik. Mulanya, mereka hanya memproduksi sarung tenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
"Melewati beberapa dekade, kami terus berinovasi mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitas produk dengan mempertahankan nilai budaya Indonesia. Akhirnya, kami menambah kekuatan memproduksi sarung dengan Alat Tenun Mesin (ATM)," ungkapnya saat memperkenalkan produk terbaru, BHS Cosmo, baru-baru ini.
Najib menambahkan, di beberapa daerah, sarung tenun lokal ini sudah menjadi barang yang prestige untuk dimiliki. Dia pun turut bangga, karena masyarakat secara tidak langsung ikut serta melestarikan budaya Indonesia.
"Kami terus berkomitmen selalu menghadirkan produk dengan mempertahankan nilai budaya Indonesia. Mulai dari proses pembuatannya, motifnya, serta unsur lainnya," kata dia.
Najib lebih lanjut mengatakan, hingga saat ini kebutuhan akan sarung tenun lokal ini, masih tergolong tinggi, baik di pasar domestik maupun ekspor.
"Kami terus mengembangkan distribusi produk baik lokal maupun internasional. Mulai dari Asia Tenggara, Afrika, Amerika, dan beberapa benua lainnya," tutur Najib Abdurrauf Bahasuan.