Sedikit Dari Hamba-Ku Yang Banyak Bersyukur (Surat Saba’: 13)

12 Aug 2024

Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita tentang betapa sedikitnya manusia yang benar-benar bersyukur kepada-Nya. Salah satu ayat yang menunjukkan hal ini terdapat dalam Surat Saba’ ayat 13:

"Sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur."
(QS. Saba’: 13)

Ayat ini muncul dalam konteks kisah Nabi Sulaiman Alaihissalam, seorang nabi yang diberi banyak kelebihan oleh Allah, termasuk kerajaan yang besar, kemampuan berbicara dengan binatang, dan kekuasaan atas angin. Nabi Sulaiman sangat bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepadanya, sehingga ia selalu mengingatkan dirinya dan umatnya untuk tidak lalai dalam bersyukur.

Makna Syukur dalam Islam

Syukur dalam Islam bukan sekadar ucapan "Alhamdulillah," tetapi mencakup tiga dimensi utama:

  1. Syukur dengan Hati: Mengakui dan menyadari dalam hati bahwa segala nikmat yang kita miliki berasal dari Allah. Kesadaran ini menumbuhkan perasaan cinta dan ketergantungan yang mendalam kepada-Nya.

  2. Syukur dengan Lisan: Menyatakan rasa syukur kita melalui ucapan, seperti mengucapkan "Alhamdulillah" atau doa-doa lain yang memuji Allah atas segala karunia-Nya.

  3. Syukur dengan Perbuatan: Menggunakan nikmat yang Allah berikan untuk hal-hal yang diridhai-Nya. Contohnya, jika Allah memberi kita harta, kita bersedekah; jika Allah memberi kita ilmu, kita mengajarkannya; dan jika Allah memberi kita kekuatan, kita menggunakannya untuk membantu orang lain.

Kenapa Sedikit yang Bersyukur?

Berdasarkan ayat ini, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan manusia lebih cenderung lupa atau lalai dalam bersyukur. Terdapat beberapa alasan mengapa manusia sering gagal bersyukur:

  1. Ketidakpuasan: Manusia sering merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya, sehingga lebih fokus pada apa yang belum didapatkan daripada mensyukuri apa yang sudah ada.

  2. Kebiasaan Lalai: Ketika nikmat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, manusia cenderung menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa dan melupakan asal-usulnya, yaitu dari Allah.

  3. Cinta Dunia: Kecintaan terhadap dunia dan harta benda dapat membuat seseorang lupa bahwa segala sesuatu yang dimilikinya hanyalah titipan dari Allah yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali.

Pentingnya Syukur dalam Kehidupan

Syukur adalah salah satu sikap yang sangat dianjurkan dalam Islam. Allah telah menjanjikan bahwa barang siapa yang bersyukur, maka nikmatnya akan ditambah:

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(QS. Ibrahim: 7)

Dengan bersyukur, kita tidak hanya mendapatkan tambahan nikmat, tetapi juga hati yang lebih tenang dan kehidupan yang lebih diberkahi. Syukur juga merupakan tanda ketundukan kita kepada Allah dan pengakuan bahwa hanya Dia-lah sumber segala kebaikan.

Kesimpulan

Ayat dalam Surat Saba’ ini mengingatkan kita akan pentingnya syukur dalam kehidupan seorang mukmin. Meskipun hanya sedikit hamba Allah yang benar-benar bersyukur, kita harus berusaha menjadi salah satu dari mereka. Dengan memahami dan mengamalkan konsep syukur, kita akan lebih dekat kepada Allah dan mendapatkan rahmat-Nya yang melimpah.

Semoga kita termasuk dalam golongan hamba-hamba yang bersyukur dan diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amin.