Sudikah Kita Bila Kenikmatan Terbesar Ditukarkan Hanya Dengan Secuil Kenikmatan Yang Sementara?

23 Jul 2024

Dalam perjalanan hidup ini, setiap manusia pasti mendambakan kenikmatan dan kebahagiaan. Namun, sering kali kita terjebak dalam ilusi kenikmatan yang fana dan sementara, sehingga melupakan kenikmatan terbesar yang abadi. Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah, "Sudikah kita bila kenikmatan terbesar ditukarkan hanya dengan secuil kenikmatan yang sementara?"

Kenikmatan Duniawi yang Sementara

Kenikmatan duniawi sering kali menggoda dan memikat hati. Kekayaan, popularitas, dan berbagai bentuk kesenangan dunia lainnya tampak begitu menggiurkan. Namun, kenyataannya adalah semua itu bersifat sementara. Firman Allah dalam Al-Quran mengingatkan kita:

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak-anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20)

Ayat ini menggambarkan betapa cepatnya kenikmatan duniawi berlalu dan betapa fana sifatnya. Kesenangan dunia hanya sementara dan tidak akan bertahan lama.

Kenikmatan Terbesar yang Abadi

Sebaliknya, kenikmatan terbesar yang dijanjikan Allah SWT adalah kenikmatan abadi di surga. Surga adalah tempat di mana setiap keinginan dan harapan akan terpenuhi tanpa batas. Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan." (QS. At-Tur: 17)

Kenikmatan surga melampaui segala yang pernah kita bayangkan. Dalam sebuah hadith qudsi, Rasulullah SAW bersabda:

"Aku telah siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)

Menukar Kenikmatan Abadi dengan yang Sementara

Sering kali, kita dihadapkan pada pilihan antara kenikmatan duniawi yang fana dengan kenikmatan ukhrawi yang abadi. Sayangnya, banyak dari kita yang lebih memilih kenikmatan dunia yang sementara karena terbuai oleh gemerlapnya. Padahal, Rasulullah SAW telah mengingatkan:

"Dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim)

Sebagai seorang mukmin, kita harus sadar bahwa dunia ini adalah ujian dan tempat sementara. Jangan sampai kita tertipu oleh kenikmatan dunia yang fana hingga melupakan kenikmatan abadi yang dijanjikan Allah SWT.

Pentingnya Zuhud dan Qana'ah

Untuk menghindari godaan kenikmatan dunia yang sementara, kita perlu mengembangkan sifat zuhud dan qana'ah. Zuhud adalah sikap menjauhi dan tidak terikat dengan kesenangan duniawi, sedangkan qana'ah adalah merasa cukup dengan apa yang Allah berikan. Rasulullah SAW bersabda:

"Kaya bukanlah dengan banyaknya harta, tetapi kaya adalah hati yang selalu merasa cukup." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan memiliki sifat zuhud dan qana'ah, kita akan lebih fokus pada tujuan akhirat dan tidak mudah tergoda oleh kenikmatan dunia yang sementara.

Kesimpulan

Merenungi pertanyaan "Sudikah kita bila kenikmatan terbesar ditukarkan hanya dengan secuil kenikmatan yang sementara?" seharusnya menggugah hati kita untuk lebih bijak dalam memilih dan mengejar kenikmatan. Kenikmatan dunia hanyalah ilusi yang sementara, sedangkan kenikmatan terbesar yang abadi adalah janji Allah di surga. Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk selalu mendahulukan kehidupan akhirat, berzuhud terhadap dunia, dan bersyukur dengan apa yang Allah berikan, sehingga kita tidak tergoda untuk menukar kenikmatan terbesar dengan yang sementara.