Tafsir Dan Makna QS. Al-Qasas Ayat 18
Surat Al-Qasas adalah salah satu surat dalam Al-Qur'an yang termasuk golongan surat Makkiyah. Surat ini terdiri atas 88 ayat dan di dalamnya menceritakan kisah-kisah para nabi, termasuk kisah Nabi Musa ‘alaihis salam. Ayat ke-18 dari surat ini memiliki pesan yang mendalam tentang dinamika kehidupan Nabi Musa sebelum diutus sebagai rasul.
Berikut adalah bunyi QS. Al-Qasas ayat 18:
وَأَصْبَحَ فِي ٱلۡمَدِينَةِ خَآئِفٗا يَتَرَقَّبُ فَإِذَا ٱلَّذِي ٱسۡتَنصَرَهُۥ بِٱلۡأَمۡسِ يَسۡتَصۡرِخُهُۥۚ قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰٓ إِنَّكَ لَغَوِيّٞ مُّبِينٞ
"Dan pada waktu pagi, dia berada di kota itu dengan rasa takut, menunggu-nunggu dengan khawatir. Tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kepadanya kemarin, berteriak meminta pertolongan lagi kepadanya. Musa berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sesat yang nyata (kesesatannya).’"
Tafsir Ayat
Ayat ini menceritakan kejadian setelah Nabi Musa membunuh seorang laki-laki dari kaum Fir’aun. Keesokan harinya, Nabi Musa kembali ke kota dengan perasaan was-was dan takut karena perbuatannya telah diketahui. Ketakutannya ini disebabkan oleh konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang dilakukannya sehari sebelumnya.
1. Rasa Takut dan Waspada
Frasa "خَآئِفٗا يَتَرَقَّبُ" (dengan rasa takut, menunggu-nunggu) menggambarkan kondisi psikologis Musa yang penuh dengan kekhawatiran. Dia khawatir akan keselamatannya dan cemas terhadap reaksi yang mungkin muncul dari penduduk kota dan pihak berwenang setelah insiden pembunuhan tersebut.
2. Pertemuan dengan Orang yang Sama
"فَإِذَا ٱلَّذِي ٱسۡتَنصَرَهُۥ بِٱلۡأَمۡسِ يَسۡتَصۡرِخُهُۥ" (Tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kepadanya kemarin, berteriak meminta pertolongan lagi kepadanya). Ayat ini menunjukkan bahwa Musa bertemu lagi dengan orang yang kemarin meminta pertolongannya. Orang ini kembali mengalami masalah yang sama dan mencari bantuan Musa sekali lagi. Hal ini menunjukkan pola perilaku dari orang tersebut yang sering terlibat dalam konflik.
3. Teguran Musa
"قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰٓ إِنَّكَ لَغَوِيّٞ مُّبِينٞ" (Musa berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sesat yang nyata (kesesatannya)’). Musa menegur orang tersebut dengan keras, menunjukkan bahwa dia melihat orang itu sebagai sumber masalah yang terus berulang. Teguran ini menunjukkan kekecewaan Musa terhadap perilaku orang tersebut yang terus-menerus mencari pertolongan dalam situasi yang bermasalah.
Hikmah dan Pelajaran
Dari ayat ini, terdapat beberapa hikmah dan pelajaran yang bisa diambil:
-
Ketakutan akan Dosa: Nabi Musa menunjukkan perasaan takut dan was-was setelah melakukan suatu perbuatan yang tidak disengaja tetapi berdampak besar. Hal ini mengajarkan kita pentingnya introspeksi diri dan rasa takut terhadap konsekuensi dari perbuatan kita.
-
Tanggung Jawab Sosial: Musa, meskipun dalam keadaan takut, tetap memperhatikan orang yang membutuhkan pertolongannya. Ini menunjukkan tanggung jawab sosial dan keberanian untuk membantu orang lain meski dalam kondisi sulit.
-
Kritik Konstruktif: Teguran Musa kepada orang yang sama menunjukkan pentingnya memberikan kritik yang konstruktif kepada mereka yang terus-menerus melakukan kesalahan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki perilaku dan mencegah masalah yang berulang.
-
Kesadaran Diri: Ayat ini juga mengajarkan pentingnya kesadaran diri untuk tidak menjadi sumber masalah yang berulang. Kita perlu mengintrospeksi diri dan memperbaiki perilaku yang dapat menyebabkan kesulitan bagi diri sendiri dan orang lain.
QS. Al-Qasas ayat 18 memberikan gambaran tentang dinamika sosial dan psikologis yang dihadapi oleh Nabi Musa serta pelajaran berharga tentang tanggung jawab, introspeksi diri, dan keberanian untuk memperbaiki keadaan. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya menghadapi konsekuensi dari tindakan kita dengan bijaksana dan berani, serta selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan membantu orang lain.